GenPI.co 
Ia mengatakan kenaikan harga emas terjadi karena bank sentral di Eropa menggelontorkan stimulus yang cukup besar, untuk mengatasi tekanan ekonomi akibat virus corona (covid-19). Demkian juga Amerika Serikat.
Selain itu, juga ada kekhawatiran pandemi corona gelombang dua yang lebih parah dari gelombang pertama.
Pasar juga mersepons kondisi resesi yang terjadi di sejumlah negera.
“Singapura, Korea, Australia yang merupakan negara penyangga kemungkinan akan memasuki resesi. Sehingga investor ke safe haven emas,” beber Ibrahim.
Ibrahim menilai kondisi harga emas sekarang sudah terlalu tinggi sehingga diharapkan kalangan investor berhati-hati dalam melakukan transaksi.
“Kemungkinan besar akan terjadi koreksi. Hati-hati buat yang suka mengoleksi logam mulia. Karena harganya sudah terlalu tinggi,” kata Ibrahim.
Dia juga mengemukakan agar kalangan investor menyadari jika ada selisih harga beli dan harga jual yang cukup besar untuk logam mulia batangan.
Karena biasanya dikenakan biaya cetak, dengan ongkos sekitar Rp 100.000.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
