GenPI.co 
GenPI.co - Gojek dinobatkan menyandang status Decacorn oleh lembaga riset internasional CB Insights. Penobatan tersebut diberikan dalam riset terbarunya yang berjudul The Global Unicorn Club.
Status decacorn diberikan kepada startup yang memiliki valuasi US$ 10 milliar. Dalam laporan tersebut hanya 19 startup di dunia yang menyandang status decacorn.
Pada tahun 2018, Gojek menjadi platform dengan pembayaran terbesar di Asia Tenggara dengan transaksi diperkirakan mencapai Rp 130 triliun. Semetara jumlah volume transaksi mencapai 2 milliar. Saat ini, Gojek tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga di 4 negara Asia Tenggara lain.
Founder dan CEO Gojek Nadiem Makarim menyatakan, salah satu strategi Gojek adalah pemahaman mendalam mengenai kebutuhan pasar dan karakter konsumen (local insights) Pemahaman tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam inovasi teknologi
“Aplikasi Gojek sangat berguna dan menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia,” ujar Nadiem, Selasa (16/4) di Jakarta.
Ia juga mengutip data dari laporan App Annie bertajuk “The State of Mobile 2019” . Laporan tersebut menyatakan, Gojek merupakan aplikasi ride-sharing yang paling banyak digunakan di Indonesia. Gojek juga disebut sebagai aplikasi on demand dengan jumlah pengguna aktif bulanan terbanyak sepanjang 2018.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam risetnya menyatakan dampak Gojek kepada perekonomian Indonesia mencapai Rp44,2 triliun di tahun 2018. Angka ini naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Ekosistem Gojek di Indonesia dijalankan 1,7 juta mitra driver, 300.000 merchant GO-FOOD yang lebih dari 80 persennya merupakan industri UMKM, dan 60.000 penyedia layanan GO-LIFE.
Riset LD FEB UI juga menyebut, 93% responden mitra UMKM GOJEK mengalami peningkatan volume transaksi. Sebanyak 55% mitra mendapatkan peningkatan klasifikasi omzet setelah bergabung dengan GO-FOOD.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
