
"Kuntilanak," kataku dalam hati.
Kuntilanak itu melihat ke arahku. Wajahnya penuh darah dan senyumnya sangat menakutkan.
Aku langsung membaca doa yang aku bisa. Kuntilanak itu menunjukkan senyumnya yang menyeramkan lagi.
BACA JUGA: Cerita Horor di Pabrik Tahu, Diteror Karyawan yang Meninggal
Aku pun langsung memejamkan mata. Saat membuka mata, Leona mendadak sudah ada di depanku.
"Ada apa?" kata Leona.
BACA JUGA: Cerita Horor di Rumah Angker, Diteror Tawa Kuntilanak
"Tidak ada apa-apa," jawabku.
Aku menyimpannya sendiri. Aku tak mau Leona takut.
BACA JUGA: Cerita Horor di Gunung Buthak, Penuh Teror dan Gagal ke Puncak
Dalam perjalanan pulang, senyuman kuntilanak itu masih saja terbayang. Untung saja Leona terus mengajakku bicara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News