Aku Ketagihan Berpacaran dengan Suami Kakak Kandungku Sendiri

Aku Ketagihan Berpacaran dengan Suami Kakak Kandungku Sendiri - GenPI.co
Ilustrasi romantis. Foto: Pixabay

GenPI.co - Namaku Rana. Aku pindah mengikuti kakak perempuanku, Nira dan suaminya, Roy.

Hidup bersama kakak ipar bukanlah hal yang mudah dilalui. Hal itu aku rasakan selama lebih kurang enam bulan setelah pindah ke Jakarta.

BACA JUGAPernikahanku Tak Dapat Restu dari Orang Tua

Kakakku merupakan karyawati sebuah pabrik tekstil. Sedangkan suaminya, hanya pekerja serabutan yang kerap berada di rumah.

Aku kini pun hanya mengikuti perkuliahan daring akibat pandemi covid-19. Tidak hanya itu, aku kerap membantu kakak iparku mengerjakan pekerjaannya.

Awalnya, aku dengan senang hati membantunya bekerja, tetapi hal aneh pun terjadi di antara kami.

Kakak iparku meminta sesuatu yang tidak aku mengerti. Dia mencoba meraih tangan sembari mendekatkan dirinya padaku.

"Dek, sini, deh. Abang mau minta tolong sama kamu," ujarnya seraya meraih tanganku.

Aku pun terkejut melihat kejadian itu dan mencoba mendengarkan apa permintaannya. Namun, aku tidak sanggup untuk berada dekat-dekat dengannya.

"Iya ada apa, Bang?" tanyaku lantas aku sedikit menjaga jarak.

"Abang lagi kesulitan dengan Nira. Dia belum lama ini enggak bisa Abang sentuh," katanya.

Mendengar pertanyaan itu, aku merasa bingung tentang apa yang diinginkan kakak iparku. Aku lantas menanyakan kembali apa yang harus dilakukan padanya.

"Bang Roy ada masalah sama kakak? Aku bisa bantu apa?" tanyaku.

Roy lantas kembali mendekatiku sambil tangannya merangkul pundak. Dia kali ini terlihat mencoba lebih tenang ketika berbicara padaku.

Akan tetapi, aku seketika dibuatnya terpaku akibat nada suaranya yang aneh. Dia bahkan mengatakan hal yang tidak bisa aku percaya.

Dengan tubuhnya yang sudah sangat dekat, dia menyatakan cinta padaku.

"Dek, sebenarnya Abang suka sama kamu. Kalau kamu suka enggak sama aku?" katanya.

Aku yang merasa canggung pun tidak bisa berkata apa pun. Aku hanya dapat melihat ke arah bawah karena takut memandangnya.

"Bang, aku ini adiknya Kak Nira, adik ipar Bang Roy juga," ucapku sambil bergetar.

"Iya, abang tahu, kok. Namun, bagaimana ya, Dek? Abang juga sayang sama Kak Nira dan kamu," sahut Bang Roy.

Entah apa yang ada di pikiranku waktu itu, aku hanya bisa diam mendengar pernyataan tersebut.

Aku pun sebenarnya menyukai kakak iparku dari pertama kenal sebagai suami Kak Nira.

Tak hanya itu, aku pun kerap membayangkan hidup bersama Roy sebagai pasangan. Namun, selalu terhalang atas status kami berdua.

"Aku enggak tahu ini benar atau salah, perasaanku juga tidak dapat berbohong jika menyukai Abang. Namun, aku hanyalah seorang adik," jawabku memecah keheningan.

Roy kemudian meyakinkanku bahwa kami dapat menjalani hubungan kekasih selama sepakat untuk diam.

"Kita bisa berhubungan asalkan kamu diam-diam saja. Jangan kasih tahu kakakmu, apalagi ke orang lain," ujarnya menenangkan aku.

Aku tak tahu, setan apa yang sedang merasuki pikiranku karena aku setuju dengan perkataan kakak iparku itu.

Kami pun akhirnya benar-benar menyembunyikan rahasia ini dari Kak Nira.

BACA JUGANikmatnya Jadi Simpanan Om Pejabat, Hidupku Tak Pernah Kurang

Aku bahkan sudah menjalani hubungan terlarang itu berjalan dua bulan, tanpa sepengetahuan dari siapa pun. Aku dan kakak iparku pun kerap berpacaran saat Kak Nira pergi bekerja. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya