Ramadan di Eropa: Durasi Panjang, Cuaca Panas, Takjil Berlimpah

Ramadan di Eropa: Durasi Panjang, Cuaca Panas, Takjil Berlimpah - GenPI.co
Airis Sabriena. Foto: Dok pribadi for GenPI.co

Namun, tak usah khawatir jika tak mendapatkan yang sudah jadi. Sebab, banyak toko di Belanda yang menjual bahan-bahan untuk memasak takjil di rumah sendiri.

Sementara itu, di Prancis agak sedikit berbeda suasananya. Sebab, di sana lebih banyak dijual makanan ringan manis khas Turki di beberapa toko kue.

Makanan manis itu juga dibagikan di masjid-masjid menjelang waktu berbuka. Jadi, aku kadang tak perlu beli.

Waktu ibadah saat Ramadan juga terasa selama aku menetap di Eropa.

Karena siang harinya lebih lama dari waktu malam, salat Tarawih biasanya mulai pada pukul 11 malam sampai pukul 1 dini hari. Sementara itu, pukul 3 dini harinya aku sudah harus makan sahur lagi.

Aku juga mengalami pengalaman lucu saat menjalani salat berjemaah di masjid orang Turki.

Pasalnya, selesai membaca surah Al-Fatihah, tidak ada jemaah yang mengucapkan amin dengan lantang.

Hingga hari ini, pengalaman itu masih membuatku tergelitik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya