GenPI.co 
“Pengurangan pembelian utang biasanya positif untuk dolar, karena berarti The Fed tidak akan membanjiri sistem keuangan dengan uang tunai,” kata Analis, Ibrahim dalam risetnya yang diterima GenPI.co, Kamis sore (19/8/2021).
Kedua, merupakan sentimen internal.
“Perlambatan ekonomi semakin terasa akibat kebijakan PPKM yang lebih ketat sejak awal bulan lalu,” ujar Ibrahim.
BACA JUGA: Pagi Ladies! Bahagia Banget, Harga Emas Antam Naik Hari ke-2
Dia mengemukakan, walaupun data pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua di 7,07 persen, namun memasuki bulan Juli-Agustus sudah terjadi stagnasi ekonomi.
“Ini bisa dilihat dari aktivitas ekonomi yang lesu, terutama daya beli (konsumsi) masyarakat yang masih lambat,” bebernya.
BACA JUGA: Waskita Karya Luncurkan Warisan Kita, Presdir Sampaikan Maknanya
Sementara itu, ujar dia, Bank Indonesia memperkirakan penjualan ritel pada Juli 2021 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif 6,2 persen yoy.
“Oleh karena itu, tentu dibutuhkan 'rangsangan' untuk menopang gairah perekonomian nasional yang lesu akibat PPKM,” kata Ibrahim.
BACA JUGA: Kripto Ngegas! Sepekan Ada yang Alami Kenaikan Harga 190 Persen
Oleh karena itu Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan menahan tingkat suku bunga acuan (7 Days Reverse Repo Rate/BI 7DRR) sebesar 3,5 persen pada Agustus 2021.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
