GenPI.co 
GenPI.co - Kondisi kinerja perusahaan negara sektor minyak dan gas (migas) Pertamina disebut masih baik di tengah kondisi geopolitik yang tidak menentu hingga menyebabkan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM).
BUMN tersebut juga dianggap telah berhasil menerapkan program efisiensi dengan baik.
Hal itu disampaikan Direktur Center for Energy Policy M Kholid Syeirazi di Jakarta, Rabu (7/9/2022).
BACA JUGA: Pertamina Diminta Mengawasi Pasokan BBM Bersubsidi agar Tepat Sasaran
Hasil efisiensi baik itu dibuktikan dari kondisi keuangan Pertamina yang mana pada Juli 2022 berhasil menghemat biaya operasional sebesar Rp 6 triliun dengan melakukan penghematan pada sektor hulu.
"Saya melihat memang di hulunya terbukti berhasil melakukan penghematan biaya produksi per barel. Dan itu cukup efisien," jelas dia.
BACA JUGA: Erick Thohir Lakukan Ini Demi Minta Pertamina Jaga Pasokan BBM
Tak hanya itu, bukti lainnya terjadi penurunan ongkos produksi migas Pertamina pada kuartal pertama tahun ini, yakni menjadi 17,68 dolar AS per barel.
Angka tersebut lebih rendah dari target yang sudah ditetapkan regulator hulu sebesar 17,70 dolar AS per barel.
BACA JUGA: Jutaan Kendaraan Telah Terdaftar Program Subsidi Tepat di MyPertamina, Ini Buktinya
Capaian positif Pertamina juga terlihat dari peningkatan produksi migas sebesar 965 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
