
PLN telah menerbitkan dokumen Pernyataan Kehendak atas Kerangka Kerja Pembiayaan Berkelanjutan atau Statement of Intent on the Sustainable Financing Framework, sebagai salah satu strategi perseroan untuk mendapatkan Green Financing.
Melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM), PLN bersama pemerintah Indonesia menawarkan skema investasi yang inklusif untuk mencapai target dekarbonisasi.
PLN juga telah mendapatkan dukungan finansial sebesar USD 500 juta dari perbankan internasional dengan mendapatkan jaminan dari Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) yang merupakan anggota dari Grup Bank Dunia.
BACA JUGA: PLN Dorong Iklim Investasi Positif, Gardu Induk 150 kV Semen Jawa Siap Beroperasi
PLN juga memperoleh pembiayaan dari program Sustainable and Reliable Energy Access Program dari Asian Development Bank (ADB) sebesar USD600 juta.
Kemudian, PLN juga memperoleh dana pinjaman sebesar USD610 juta dari World Bank untuk proyek pumped storage PLTA sebesar 1.040 MW. Proyek ini merupakan pilot project PLN dalam pengembangan PLTA pumped storage di Indonesia.
BACA JUGA: PLN Selesaikan SUTT 150 kV Batang-Weleri, Sistem Kelistrikan Kian Andal
PLN pun telah menyelesaikan kerangka keuangan hijaunya untuk fasilitas green loan sebesar USD750 juta dengan beberapa bank internasional. Berikutnya, PLN akan menyusun ESG Framework dan ESG Linked Financing.
Sinthya menambahkan, dukungan juga diperlukan dalam early retirement PLTU sebagai salah satu upaya mengakselerasi penurunan emisi.
BACA JUGA: Songsong KTT G20, PLN Rampungkan Sistem Kelistrikan KCJB Area Tegalluar
Selain dukungan biaya, dibutuhkan juga kerangka kebijakan yang mengatur early retirement PLTU, jaminan ketahanan energi, dan diberlakukannya mekanisme perdagangan karbon atau pasar karbon.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News