
GenPI.co - Askar Muhammad selaku pengamat ekonomi dari Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memuji keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pujian itu dilontarkan Askar karena Jokowi berani menerapkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah atau bijih nikel, yang mana membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat.
“Jadi memang untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal III kemarin, kalau dari pengamatan kami, memang paling besar dikontribusi oleh ekspor, terutama bahan baku komoditas yaitu nikel, lalu batu bara juga salah satunya,” ujar Askar dari rilis yang diterima GenPI.co, Selasa (8/11).
BACA JUGA: Pak Prabowo, Jangan Terbuai dengan Ucapan Jokowi
Askar menambahkan, pelarangan ekspor nikel juga berpengaruh terhadap sektor manufaktur yang secara langsung juga turut mengerek laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Tapi pascadilarang ekspor bijih nikel, kontribusinya itu sudah sampai 5 persen dan bahkan kemarin terakhir 5,9 persen, hampir 6 persen, artinya memang ini jadi salah satu sektor pendongkrak industri manufaktur yang sangat dibutuhkan di negara-negara maju,” imbuhnya
BACA JUGA: Jokowi Sudah Kantongi Nama Calon Pengganti Panglima TNI Andika Perkasa
Pelarangan ekspor bahan mentah nikel juga akan memantik minat investasi dari luar negeri untuk mengelola bahan mentah nikel menjadi barang yang memiliki nilai tambah.
“Kalau dari pengamatan kami memang pelarangan ekspor ini jalan pintas atau cara paling mudah untuk menarik investasi, karena memang Indonesia bisa dibilang belum punya teknologinya untuk mengubah dan mengelola nikel mentah menjadi nikel berkualitas,” tuntasnya.
BACA JUGA: Jokowi Telepon Putin dan Zelensky, Pertimbangkan Hadir di KTT G20
Sebelumnya, larangan kebijakan ekspor telah diterapkan oleh Presiden Jokowi sejak 1 Januari 2020 lalu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News