
Meski suku bunga di Amerika sangat rendah, banyak negara pilih menyimpan uang di obligasi Amerika. Aman. Tidak mungkin gagal bayar. UUD-nya menjamin itu: di pasal 4 amandemen ke 14. Suku bunga di sana sekitar 2 persen. Baru belakangan naik menjadi 2,7 persen.
Amerika sudah punya utang sejak negara itu merdeka: 1776. Yakni utang untuk membiayai perang kemerdekaan: USD 75 juta. Itu catatan tahun 1791.
Utang itu naik menjadi USD 1 miliar di tahun 1863. Lonjakan terbesar terjadi juga karena perang. Yakni perang untuk memadamkan pemberontakan separatisme. Tahun itu Texas dan 13 negara bagian lain di kawasan selatan ini merdeka dari Amerika.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Pilpres Turki: Periode Teflon
Pun ketika terjadi perang dunia pertama dan kedua. Angka utang itu naik dari juta ke miliar dolar. Perang Afghanistan, Irak dan seterusnya membuat miliar itu menjadi triliun. Krismon 2008 dan Covid-19 triliun itu menjadi puluhan triliun. Puncaknya sekarang ini: 31 triliun.
Tidak ada yang bisa disalahkan. Setiap pemerintahan di sana selalu menambah utang. Baik pemerintahan Republik maupun Demokrat.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Doa Mathur
Pergantian milenium adalah kenangan yang mudah diingat untuk belajar tentang utang Amerika. Tahun 2000 itu, PDB Amerika mencapai USD 16 triliun. Utangnya juga mencapai USD 16 triliun.
Sekitar tahun itulah rasio utang Amerika dibanding PDB-nya mencapai 100 persen. Dan kini, menjadi hampir 200 persen. Anda pun bisa horeeee: Indonesia baru 50 persen.
BACA JUGA: Top! 3 Mahasiswa PGSD Universitas Ahmad Dahlan Lulus Predikat Coumlaude
Suatu saat utangnya pada Tiongkok saja mencapai USD 1,5 triliun. Belakangan Tiongkok terus menurunkan utang itu. Kini 'tinggal' 800 miliar dolar. Tinggal Jepang yang masih menaruh uang lebih USD 1 triliun di Amerika.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News