Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Teflon 1000 Km/Jam

Catatan Dahlan Iskan soal Kereta Cepat: Teflon 1000 Km/Jam - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Kereta Cepat Yawan sudah terlihat meluncur dari Jakarta ke Bandung. Pulang pergi. Banyak kali. Awalnya dicoba dengan kecepatan 60 km/jam.

Lalu dinaikkan. Dinaikkan lagi. Sampai akhirnya nanti bisa 350 km/jam. Ya Jiada-Wanlong hanya 30 menit. Akhirnya Indonesia masuk peta dunia: sebagai sedikit negara yang punya kereta cepat.

Anda sudah tahu: perintisnya dulu adalah Jepang. Sudah sejak Anda belum lahir: 1964. Bersamaan dengan Olimpiade Tokyo yang pertama.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Rania Lindi

Jepang pun jadi juara dunia. Begitu lama. Eropa, apalagi Amerika, seperti tidak tertarik ke kereta cepat. Baru 50 tahun kemudian Spanyol masuk ke persaingan itu.

Lalu muncul kejutan baru: Tiongkok. Tahun 2007. Jurusan Beijing-Tianjin. Setahun setelah saya transplantasi hati di Tianjin. Kereta Beijing-Tiannin itu sekaligus mengalahkan Jepang –kecepatannya maupun jumlahnya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Desember Emas

Sebelum itu pun Tiongkok sudah mencoba kereta yang lebih cepat: 430 km/jam. Maglev Shanghai. Tahun 2011. Roda keretanya sedikit mengambang di atas rel. Gesekan roda dengan rel membuat gerak roda kereta terhambat.

Proyek Maglev itu akhirnya tidak dikembangkan: tetap hanya dari Bandara Pudong ke kota baru Shanghai di Pudong. Rencana meneruskannya sampai kota Hangzhou dibatalkan. Terlalu cepat. Terlalu mahal.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Denny Indrayana: Buka Tutup

Dan, yang terpenting, terlalu asing: Jerman tidak mau mengalihkan teknologi maglev ke Tiongkok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya