GMT 15 Persen Disebut Hambat Indonesia, Pengamat Dukung Sikap Bahlil

GMT 15 Persen Disebut Hambat Indonesia, Pengamat Dukung Sikap Bahlil - GenPI.co
Pengamat Ekonomi UI mendukung sikap Menteri BKPM Bahlil Lahadalia terkait GMT 15 persen. Foto: ANTARA/HO-Kementerian Investasi/BKPM/pri

GenPI.co - Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mendukung sikap Menteri BKPM Bahlil Lahadalia terkait minimum global atau global minimum tax (GMT) 15 persen.

Sebelumnya, Menteri Bahlil Lahadalia meminta pajak GMT 15 persen untuk dikaji ulang karena akan menghambat masuknya investasi di Indonesia.

GMT 15 persen bagi Bahlil berpotensi mengganggu proyek hilirisasi yang sedang gencar digalakkan oleh pemerintah dan juga dapat menghilangkan insentif investasi, termasuk tax holiday.

BACA JUGA:  Hindari Jawasentris, Manuver Menteri Bahlil Disanjung Pengamat

Hal itu membuat Fithra Faisal mendukung Menteri Bahlil untuk meninjau ulang kebijakan GMT 15 persen yang ditenggarai dapat menghambat Indonesia untuk bersaing dipasar global.

Menurut Fithra, dengan pajak minimal 15 persen itu akan mengurangi minat investor untuk berinvestasi, padahal salah satu penarik investasi adalah keringanan atau insentif pajak.

BACA JUGA:  Pengamat Dorong Menteri Bahlil Sulap Indonesia Jadi Raja Baterai Dunia

“Salah satu keunggulan Indonesia akan berkurang, meski pun pemerintah masih punya cara lain untuk menarik investasi. Tapi bagaimana pun, pajak yang rendah adalah salah satu cara untuk bisa menarik investor,” ujar Fithra dari rilis yang diterima GenPI.co, Minggu (27/8).

Fithra menambahkan Indonesia masih membutuhkan insentif pajak guna menciptakan iklim investasi yang kondusif.

BACA JUGA:  Gairahkan Investor Lokal Bangun IKN, Menteri Bahlil Dipuji Pakar Ekonomi

“Jadi dalam hal ini kekhawatiran Pak Bahlil relevan. Kenapa? Karena Indonesia masih membutuhkan peluru dari sektor insentif pajak. Ini yang membuat pada akhirnya negara berkembang menjadi kehilangan salah satu potensi penarik investasi,” paparnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya