
GenPI.co - Di tengah maraknya protes antipemerintah yang melumpuhkan pusat kota Buenos Aires dalam beberapa bulan terakhir, sebagian warga Argentina mengalami kemacetan lalu lintas.
Dilansir AP News, sebagian lainnya mengalami reaksi terhadap langkah penghematan brutal Presiden Javier Milei.
Alejandra, seorang pedagang kaki lima, melihat orang-orang yang tidak punya tempat untuk buang air kecil.
BACA JUGA: Partai Komunis China Dukung Visi Ekonomi Berteknologi Tinggi dari Xi Jinping
Plaza tidak memberikan privasi dan kafe mengharuskan pembelian mahal untuk menggunakan toilet.
Dengan hanya berbekal tenda dan ember, Alejandra memulai usaha kecil yang melonjak seiring dengan unjuk rasa marah di Argentina dan tingkat inflasi yang tinggi. Ia mengenakan biaya berapa pun yang bersedia dibayar orang.
BACA JUGA: Pameran AKI 2024 di Toba Katalisator untuk Memajukan UMKM dan Ekonomi Kreatif
"Saya tidak punya pekerjaan selama setahun, sekarang ini satu-satunya penghasilan saya adalah dari situ," kata Alejandra, yang menolak menyebutkan nama belakangnya karena takut akan tindakan balasan dari tetangga.
Setiap empat atau lima kali bertemu, dia mengenakan sarung tangan dan membuang sampahnya ke tempat sampah.
BACA JUGA: Mengikuti Visi Xi Jinping, China Bergerak Memacu Perekonomian yang Melambat
Kegagalan lembaga politik untuk memperbaiki krisis yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Argentina menjelaskan gelombang kemarahan rakyat yang melambungkan Javier Milei yang pemarah, seorang yang menyatakan diri sebagai “anarko-kapitalis,” ke kursi kepresidenan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News