Film Bali: Beats of Paradise Getarkan Filipina

Film Bali: Beats of Paradise Getarkan Filipina - GenPI.co

MANILA - Seni budaya Indonesia kembali mengetarkan dunia perfilman Asia. Kali ini lewat film Bali: Beats of Paradise. Film tersebut mendapatkan sambutan luar biasa di program film Pride of Southeast Asia di Manila, Filipina Sabtu (24/11). 

Saking antusiasnya banyak penonton yang hadir sampai tidak mendapatkan tempat duduk. Padahal banyak diantara mereka merupakan orang-orang terkemuka perfilman Asia. Dari mulai sineas sampai perwakilan stasiun-stasiun TV dari 10 negara. Selain itu juga ada diplomat, pelajar, mahasiswa, pencipta lagu, sampai pemuka agama (suster dan pastur). 

"Ini luar biasa. Film ini makin mengangkat kekayaan seni dan budaya Indonesia. Terlebih lagi latar dari film tersebut adalah Bali yang merupakan pintu gerbang pariwisata Indonesia. Wonderful Indonesia kembali terangkat disini," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, Senin (26/11).

Film yang diangkat dari kisah nyata tersebut memang luar biasa. Sebuah kisah sepasang suami istri asal Indonesia yang memiliki mimpi dan berusaha memperkenalkan budaya gamelan Bali di dunia internasional. 

Selain itu, film ini melibatkan beberapa musisi terkenal. Ada Judith Hill, seorang penyanyi sekaligus pencipta lagu asal California dan I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia asal Bali yang terkenal dengan Touch Tapping Style.

"Apalagi film tersebut disutradarai langsung oleh Livi Zheng seorang sutradara, penulis dan aktris asal Indonesia. Kiprahnya di dunia film sudah tidak diragukan. Saya harap film dokumenter tersebut dapat menginspirasi para generasi muda untuk juga mengangkat seni budaya Indonesia," ungkap Menpar.

Berbagai dukungan dan komentar positif pun berdatangan dari para penonton yang hadir. Salah satunya dari Elvira Yap Go, Festival Director of Southeast Asia Video Festival for Children dan juga Presiden Anak TV. 

Ia mengatakan, film karya Livi Zheng ini adalah sebuah film dokumenter yang penuh dengan harapan, kecintaan akan budaya musik gamelan. Ini patut diperkenalkan di dunia internasional. Film ini layak dijadikan contoh karena film dokumenter tidak selalu harus mengangkat isu sosial yang negatif.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya