GenPI.co - Pasangan Leani Ratri Oktila/khalimatus Sa'diyah mempersembahkan emas pertama Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020, setelah menang atas wakil China Cheng Hefang/Ma Huihui.
Akhirnya, empat dekade lebih Indonesia baru “pecah telor” meraih emas di ajang tersebut.
Leani Ratri Oktila mulai menekuni bulutangkis pada usia 7 tahun dan bercita-cita menjadi atlet bulutangkis.
BACA JUGA: Bulu Tangkis Berjaya di Paralimpiade Tokyo, Jokowi: Saya Tunggu
Lalu pada 2011, perempuan berusia 30 tahun ini mengalami kecelakaan sepeda motor yang merusak kaki kirinya, menyebabkannya kakinya menjadi 7cm lebih pendek dari kaki kanannya.
Namun kejadian naas tersebut tak membuat perempuan kelahiran 6 Mei itu patah arang. Hanya selang dua tahun setelahnya, dia bergabung dengan timnas para-bulutangkis.
BACA JUGA: Bravo! Atlet Bulutangkis Paralimpiade Sabet 2 Emas, Usai 41 Tahun
Dalam sebuah wawancara, Leani Ratri pernah mengatakan bahwa dirinya terbiasa bertanding hingga enam kali dalam satu hari.
Ketika pemain lain langsung pulang ke hotel atau rumah, dia justru masih berada di lapangan.
Ia pun sering membawa alas, bantal, dan pakaian ganti, lalu beristirahat di toilet.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News