Berawal dari Genjot 'Semangat', Penarik Becak Ini Bisa Naik Haji

Berawal dari Genjot 'Semangat', Penarik Becak Ini Bisa Naik Haji - GenPI.co
Samsunur (58) (kanan), penarik becak asal Kota Solok, Sumatera Barat dan istri Kasmawati (55) berangkat haji pada Juli 2019. (Sumber foto: ANTARA/Tri Asmaini)

GenPI.co — Berbekal keinginan kuat untuk naik haji, dan seberapapun pendapatan yang diperoleh, membuat Seorang penarik becak asal Kota Solok, Sumatera Barat, Samsunur (58) yang tinggal di Kelurahan Aro IV Korong, Kecamatan Lubuk Sikarah, tak menyerah mengayuh becaknya. 

Samsunur kini akhirnya bisa menunaikan ibadah haji pada 2019 bersama istrinya, Kasmawati (55), setelah mengumpulkan uang sedikit demi sedikit.

"Saya dan istri mendaftar haji pada 2011, harusnya jatah berangkat 2020, tapi Alhamdulillah dimajukan menjadi 2019," kata Samsunur di Solok, Kamis didampingi istrinya.

Ia menyebutkan pekerjaannya sebagai penarik becak tidak menghalangi niatnya untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Arab Saudi.

Dengan penghasilan sekitar Rp40 ribu hingga Rp75 ribu sehari, ia dan istrinya tetap bisa menyisihkan penghasilannya sejak 2004 untuk mewujudkan cita-citanya ke Baitullah.

"Anak saya belum bisa membantu, karena ada yang sudah berkeluarga tapi baru cukup untuk keluarganya," ujarnya.

Samsunur menyebutkan dulu ia memakai becak kayuh sejak 1985, pada 2007 baru memakai becak motor. Hampir 34 tahun ia menjadi tukang becak. Ia memiliki langganan orang pasar seperti penjual sate, bubur candil, buah-buahan, petani untuk mengangkut pupuk atau benih, orang menjual baju dan lainnya.

"Semua yang bisa saya angkut muatannya, pasti dibantu dengan tarif sesuai pemberian mereka. Tidak saya patok, terkadang diberi Rp5 ribu, Rp7 ribu bahkan lupa dibayar ," ujarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya