
Tetua Adat meminta izin masuk ke ruangan dan menduduki kursi-kursi kosong. Yang biasa diduduki Gus Dur dibiarkan. "Para pemuka adat berlima. Lalu mereka mulai berbicara kepada kursi yang kosong itu, seakan-akan sedang berbicara dengan Gus Dur," ujar Alissa, seperti dikutip dari Suara.
Saat itu, menurut Alissa, para Tetua Adat berkeluh kesah dan menangisi operasi militer yang baru saja terjadi serta menimbulkan korban jiwa. "Mereka merasa yang paling bisa memahami mereka adalah Gus Dur," tutur Alissa.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News