MESIN WAKTU

Nostalgia Era 70-an: Layar Tancap Antarkampung Jadi Primadona

Nostalgia Era 70-an: Layar Tancap Antarkampung Jadi Primadona - GenPI.co
Ilustrasi - Masyarakat menyaksikan tayangan film pada layar tancap (Sumber foto: Antaranews)

GenPI.co - Masih ingatkah dengan sebuah layar besar membentang di tengah-tengah lapangan dan memutar film-film hits pada masanya? iya, itu yang biasa disebut layar tancap. Kenangan indah layar tancap ini berjaya sekitar tahun 1970-an hingga awal 1990-an.

Sebenarnya awal mula layar tancap muncul pada tahun 1901 hingga 1942. Media ini dipakai Jepang untuk propaganda rakyat Indonesia.

Biasanya layar lebar berwarna putih ini membentang di lapangan, di antara kedua tiang bambu lalu ditancap di tanah. Kemudian sorotan lampu dari proyektor yang menghubungkan gambar dan dapat dinikmati masyarakat hingga dini hari.

Meski pada tahun 60-an di ibu kota juga sudah mulai dibangun bioskop-bioskop komersil yang dinamakan metropole. Namun, menurut sebagian orang tidak dapat terjangkau lantaran harus bayar. Masyarakat khususnya yang minim hiburan seperti di desa lebih memilih menonton layar tancap.

Di masa kejayaannya, menonton layar tancap menjadi ajang pamer dan bergengsi. Apalagi, bagi mereka yang bisa menyuguhkan layar tancap saat hajatan.

Layar tancap ini menjadi tontonan gratis bagi masyarakat. Seperti mirip dengan kelompok organ tunggal yang diundang dalam sebuah hajatan.

Sehingga, layar tancap menjadi hiburan primadona pada masanya. Tak hanya karena hiburan gratis, tetapi juga sebagai ajang kopi darat, berkumpul bersama teman-teman dan juga dapat menikmati jajanan di sekitarnya.

Namun ada sisi negatif dalam pemutaran film layar tancap ini. Sebab semua usia mulai dari anak-anak pun dengan bebas melihatnya, padahal zaman dulu banyak film-film yang kurang pantas ditonton untuk anak di bawah umur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya