
Untuk bisa mendapatkan beasiswa tersebut, Nastiti mengaku melalui proses seleksi proposal yang amat ketat. "Beasiswa itu dari Kemenristek Dikti, Alhamdulillah keterima. Saya berusaha lulus sebelum empat tahun karena banyak syarat yang dipenuhi dan seleksinya ketat. Orang tua sangat mendukung kemauan saya belajar dan lulus cepat," ujarnya dikutip dari Surya.
Saat menjalani studi di tahun 2017, Nastiti melakukan penelitian tentang metode molekuler untuk identifikasi bakteri penyebab Tuberkulosis paru di Kyoto University, Jepang. Kemudian di tahun selanjutnya ia kembali ke Jepang untuk melanjutkan penelitian di Nara Institute of Science and Technology bersama Prof. Hirotada Mori. Penelitian tersebut bertujuan menyelesaikan disertasi yang ia kerjakan.
“Alhamdulillah hasil penelitian saya diterima di jurnal Q2 Scopus BMC research notes dan saya dinyatakan lulus doktor pada 1 Agustus 2019 kemarin,” imbuhnya.
Mahasiswa bimbingan Prof Ni Made Mertaniasih ini lulus dari Fakultas Kedokteran dengan predikat membanggakan maxima cumlaude.
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News