
“Semua panik dan menyelamatkan diri. Kita dievakuasi ke Laawani Petobo dengan Kawa Tuna, kita diarahkan untuk ke daerah itu. Tapi, posisi tim sudah terpisah. Dan saya lost kontak dengan anggota tim yang lain,” katanya.
Meski dalam kekalutan, Widi masih berpikir jernih. Bersama seorang tim GenPI lain bernama Sherwin Aka Papisher, mereka memutuskan untuk menuju bandara. “Tak ada kendaraan, jadi kami jalan kaki selama satu jam menuju bandara dibawah terik matahari,” kenangnya.
Di Bandara Palu, Widi tak bisa langsung pulang ke Jakarta. Ia harus menunggu tiga hari di tempat itu sampai mendapati ada pesawat yang flight ke Jakarta. Sementara anggota tim lain telah mendahuluinya pulang dengan menumpang Pesawat Hercules milik TNI.
“Selama tiga hari di Bandara, kami makan seadanya. Mulai biskuit bayi hingga satu roti dibagi berdua. Namun kami tak putus asa. Tertawa adalah kuncinya. Intinya, apa pun yang terjadi, jangan lupa bahagia," Widi mengimbuh.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News