Ini Filosofi 4 Kesenian Budaya NTT di CFD Jakarta

Ini Filosofi 4 Kesenian Budaya NTT di CFD Jakarta - GenPI.co
Para pemain caci menunjukkan luka di tubuh akibat pecutan saat beratraksi di #AdaLabuanBajoKomodoDiCFDJakarta, Minggu (25/11) pagi.

Seltus dan Eduardus, dua penari utama yang tampil dalam acara #AdaLabuanBajoKomodoDiCFDJakarta ini mengalami sejumlah luka cambukan di sejumlah bagian tubuh mereka setelah melakukan tari Caci. Namun mereka mengaku tidak terlalu merasa sakit apabila mereka benar benar mendalami atraksi tari caci tersebut. Mereka sudah terbiasa merasakan cambukan saat melakukan Tari Caci.

”Ya sakit kalau terlalu di rasa rasa, tapi kalau kita mendalami rasa sakitnya tidak terlalu kentara. Lagipula kita sudah biasa dan sudah sering dicambuk, kita sudah tampil berkali kali, jadi sudah biasa”, ungkap Celtus.

Para penari dari Sanggar Compang Cama ini juga sempat mengajak beberapa pengunjung untuk mencoba melawan dua penari utama dengan menggunakan cambuk. Meski demikian cambukan dari pengunjung tidak ada yang berhasil mengenai wajah lawannya.

Nenggo Mbata

Atraksi terakhir yang dibawakan dalam acara #AdaLabuanBajoKomodoDiCFDJakarta adalah atraksi Nenggo Mbata. Nenggo Mbata ini berarti bernyanyi. Sama seperti di daerah lainnya, NTT juga banyak memiliki lagu tradisional terbaik. Sebut saja, Bolelebo yang bercerita kerinduan pada kampung halaman. Ada juga lagu Larang Wutun dan Nina Noi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya