Dear Diary

Aku, Rian, Hujan, dan Kejadian Menyakitkan

Aku, Rian, Hujan, dan Kejadian Menyakitkan - GenPI.co
Ilustrasi wanita sakit hati. Foto: Diego_cervo/Elementsenvato

Aku mencoba menawarinya untuk menyantap mi milikku. Namun, dia tidak mengiyakan tawaranku. Menurutnya, lelaki lebih duluan selesai itu biasa.

Setelah tawaranku tak diindahkannya tadi, entah ada apa suasana telah kembali nyaman. Satu demi satu perbincangan kami pun mulai meluas.

Aku belum menghabiskan mi di depanku. Aku masih menikmati kehangatan kuahnya.

“Nikmat! Minya enak, nggak pakai bumbu siap saji sesuai seleraku, Pangeran,”

Melihat senyumannya, aku lahap menghabiskan mi rebusku. Setelah ucapakanku selesai, perbincanganku makin hangat.

Tatapan matanya tak berpindah dariku yang sedang menyantap mi rebusnya.

Karena sedikit gugup dan sembari mengunyah, aku mengaduk mi rebusku. Mendadak aku melihat sesuatu di balik mangkuk beningku.

Makin cepat aku melahap mi jatahku, kian jelas ukiran yang ada di mangkuk itu. Aku makin penasaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya