Publik Australia Terpukau Bundengan Wonosobo

Publik Australia Terpukau Bundengan Wonosobo - GenPI.co
Pertunjukan alat musik Bundengan Wonosobo di Melbourne, Australia. (Foto: Sneha Varma)

Komposer muda dan musisi asal Wonosobo, Luqmanul Chakim, bersama timnya membius publik Australia. Mereka menampilkan kesenian smusik Bundengan  di Melbourne Recital Center, Australia, Jumat lalu (14/12).

Mereka memainkan tiga alat musik tradisional Indonesia yaitu bundengan, gule gending, dan rantok. Suguhan tersebut berpadu apik  dengan alunan piano Bianca Gannon yang juga bertindak sebagai artistic director,  serta suara merdu dan gemulai tarian Peni Candra Rini,

Tidak ketinggalan pula karya visual Bungkus Art Collective yang menampilkan Shadow Puppetry. Ada pula Jean Poole bersama Robert Jarvis sebagai creator animasi dan visual untuk konser yang dikemas dalam judul The Sound of Shadows: Sugar Coated.

Lukmanul Chakim mengatakan, karya ini ditampilkan dengan sangat menarik sehingga membawa penonton masuk ke dalam suasana pedesaan. Seperti dalam kehidupan sehari-hari Bundengan dengan bebeknya di persawahan, Gule Gending dengan rambut nenek/gulali, dan Rantok sebagai alat penumbuk padi di Lombok.

“Semua instrument itu terhubung dalam sebuah lingkaran, yakni seputar makanan seperti beras dan manisan. Hal ini tentunya memberikan pengalaman baru bagi penonton di Australia”, ungkap Luqman ketika dihubungi lewat aplikasi perpesanan pada Kamis (20/12).

Ia menambahkan, kini di kalangan akademisi terutama bidang musik tradisional, Bundengan sudah mulai banyak mendapat perhatian.

Acara yang merupakan bagian dari Mapping Melbourne 2018 yang didukung oleh Creative Victoria, dan Helen Soemardjo Arts Fund sangat menarik perhatian publik Australia. Terbukti dengan ratusan tiket yang habis dipesan sejak beberapa hari sebelum acara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya