DEAR DIARY

Sesal Tiada Guna, Keegoisan Alkha Membawa Kesedihan Tak Berujung

Sesal Tiada Guna, Keegoisan Alkha Membawa Kesedihan Tak Berujung - GenPI.co
Sesal Tiada Guna, Keegoisan Alkha Membawa Kesedihan Tak Berujung. Foto: heycrush.com

Atau Alkha berharap ini hanyalah sebuah bunga tidur dan Tuhan segera membangunkannya dari mimpi terburuknya ini. Tapi itu konyol.

Matahari perlahan tergelincir. Sinarnya perlahan menjadi hangat. Cahayanya pun mengubah warna langit menjadi oranye. Tapi dingin, karena angin kini berhembus lebih kencang dari sebelumnya.

Ya, angin menerpa punggung Alkha hingga menusuk kalbunya yang rapuh. Angin itu seolah berusaha menyapunya agar segera pergi dari tempat ini. Namun, tubuhnya itu menolak. Ia masih ingin di sini.

3 jam.. 4 jam.. 5 jam.. Waktu terus bergulir tanpoa menunggu Alkha.

Untuk pertama kalinya, Alkha melepaskan pandangannya dari tempat peristirahatan Eisha yang terakhir. Ia menatap langit tanpa cahaya itu. Ah, sudah malam. Sepertinya ia mulai menyerah. Keajaiban tak kunjung datang, Tuhan tidak mengabulkan permohonannya.

Ia menggerakan lehernya yang terasa kebas. Dengan sisa kekuatannya, ia berusaha bangkit. Celana hitamnya penuh dengan tanah akibat terlalu lama bersimpuh. Kakinya berasa kaku. Namun, Alkha tetap melangkah keluar dari tempat itu, meski dengan langkah yang berat.

Langkahnya terseok-seok. Sebab kakinya tak dapat menumpu raga yang sedang terluka. Tubuhnya terasa lunglai. Dibandingkan tubuhnya itu, lebih sakit hatinya.

Alkha tentu tak bisa menerima kenyataan bahwa Eisha tidak berada di sampingnya lagi. Eisha, perempuan yang telah bersamanya sejak 5 tahun terakhir. Perempuan yang selalu mengisi hari-harinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya