Hatiku Terpikat pada Pesona Gadis Jalanan itu

Hatiku Terpikat pada Pesona Gadis Jalanan itu - GenPI.co
Ilustrasi : Mencium kening kekasih ( foto: freepik)

GenPI.co - Gerimis turun. Sejenak lagi mungkin hujan deras. Aku berjalan lebih cepat seperti orang-orang lain yang bisa kulihat. Kutapaki trotoar, melewati apa saja yang ada di sana. 

Kaki lima, parkir motor, warung gerobak, tukang bakso, anak-anak SMP merokok, dan banyak lagi orang yang tidak satupun aku kenal.

Setelah 200 meter, aku berhenti, lalu menunggu jalanan lengang untuk menyeberang ke sisi lain. Ada seseorang berdiri di sebelahku. Perempuan. 

Rupanya aku punya teman untuk menyeberang. Kucoba tersenyum padanya, namun hanya terbalas tatapan dingin tanpa ada respek dari keramahan yang sudah kutawarkan. Cewek sombong, batinku.

Tatapan itu langsung dibuangnya ke lalu lintas kendaraan. Setelah dianggapnya sepi, kakinya lekas melangkah untuk membelah jalan. Padahal, aku masih melihat satu sepeda motor yang sudah dekat melaju dari arah kiri. Entah kenapa perempuan itu tidak memperhatikannya. Dia hanya membidik ke kanan.
 
Aku yang refleks langsung menggapai sebelah lengannya. Bisa saja, roda motor bebek itu menghantam kakinya kalau tidak segera kutarik tubuh mungil perempuan itu.

“Heyyy!” si pengendara memekik, lajunya melambat, dan kaca helmnya diangkat untuk menunjukkan wajah yang gusar. Aku tahu persis apa yang dirasakan pria itu. Jengkel!

“Apa-apaan sih, kamu!?” Bentak perempuan yang hampir mampus itu sembari menghempaskan tanganku.

Kalau dilihat dengan kacamata logika, bukankah aku baru saja menyelamatkan dirinya dari celaka? Lalu apa alasannya hingga dia memarahiku? Heran. Apa memang perempuan selalu bersikap seperti itu?

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya