Elegi Senyap di Dalam Hati

Elegi Senyap di Dalam Hati - GenPI.co
ilustrasi: penyesalan ( foto: pinterest)

GenPI.co - Namaku Ani. Sejak kecil aku diajarkan untuk patuh pada aturan dalam keluarga. Papaku terbiasa oleh aturan militer, begitu juga kami di rumah pun kami selalu diawasi. 

Waktu kami sekolah selalu di antar jemput oleh sopir. Kami hidup berpindah-pindah, dari daerah satu ke daerah lainnya khusus di bagian timur.

Orang-orang selalu mengatakan aku manja, karena kemanapun aku pergi selalu diantar, entah itu mama atau kakak-kakak ku.

Padahal itu bukan mauku. Aku sering berontak, kadang aku diam-diam pergi tanpa sepengatuhan orang tuaku. Aku tumbuh menjadi pribadi yang minder.

Tahun demi tahun berlalu, sampai aku beranjak dewasa, aku kadang menuruti apa kata-kata orang tua kalau itu memang ku anggap benar, tapi kalau tidak sesuai dengan kata hati, aku menjadi benar-benar tersiksa, dan selalu aku pendam dalam hati.

Masa-masa SMA adalah masa-masa yang paling menyenangkan buatku, dari pacaran yang belum di izinkan orang tua, beda agama, dan aku selalu berusaha berprestasi di dunia modeling. Sampai akhirnya aku masuk kuliah di daerah kelahiran papa. 

Sejak aku lulus SMA, aku nggak pernah pacaran. Tapi aku mulai mengawali saat aku mulai bekerja. 

Teman dekat memang ada, tapi aku gak memilih satu pun. Mantan mantan yang pernah mengajak ku menikah, sudah menikah dan aku pun sendiri. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya