Ketahui Bahaya Suntik Kurus untuk Kesehatan Sebelum Kamu Menyesal

Ketahui Bahaya Suntik Kurus untuk Kesehatan Sebelum Kamu Menyesal - GenPI.co
Ilustrasi suntik kurus. Foto: The Health Site

GenPI.co - Demi mendapatkan tubuh ideal, beragam cara dilakukan kaum hawa. Tak cukup dengan metode diet sehat dan olahraga, kini terdapat prosedur suntik kurus.

Injeksi ini memang pilihan instan yang dianjurkan medis untuk tubuh langsing tanpa operasi.

BACA JUGA3 Waktu untuk Ngemil yang Aman Tanpa Takut Berat Badan Naik

Namun, untuk melakukannya tak bisa sembarang melainkan oleh tenaga medis profesional.

Suntik kurus, atau yang dikenal di dunia medis dengan sebutan lipotropic injection, merupakan metode penurunan berat badan dengan cara menyuntikkan vitamin, nutrisi, dan bahan lainnya yang berpengaruh dalam menurunkan berat badan, ke dalam tubuh pasien.

Ahli estetika, dr. Dara Ayuningtyas mengatakan, suntik kurus harus dilakukan oleh dokter karena jaringan subkutan yang menjadi sasaran injeksi banyak mengandung pembuluh darah.

Jika salah sasaran suntik, efek yang timbul adalah lebam dan nyeri. Dalam jangka panjang, pembuluh darah bisa pecah dan mengakibatkan gangguan pada jaringan sekitar.

"Pada tingkat yang paling ekstrim, mereka yang terobsesi dengan tubuh kurus dapat menderita penyakit anoreksia," ujar Dara belum lama ini.

Anoreksia adalah gangguan pola makan yang ditandai dengan menurunnya berat badan karena rasa takut berlebih atas kenaikan berat badan.

Penyakit ini baru saja menelan korban seorang remaja asal Cambridge, Inggris bernama Averil Hart yang meninggal pada Desember 2017 lalu.

Sementara itu, dr. Nicolaski Lumbuun dari Fakultas Kodekteran Universitas Pelita Harapan, Karawaci, pemberian obat dengan cara suntik pada dasarnya memiliki risiko bila dibandingkan dengan obat oral. Beberapa risiko obat yang diberikan secara suntik adalah:

1. Pemberian obat dengan cara suntik memiliki risiko infeksi, terutama bila alat suntik tidak steril dan cara penyuntikan salah.

2. Pemberian obat secara langsung ke dalam sirkulasi darah dalam dosis yang cukup besar akan membebani fungsi ginjal dan hati, yaitu organ tubuh yang berfungsi menetralisir efek obat.

3. Pemberian obat secara suntik memiliki risiko alergi lebih besar dibandingkan obat oral.

4. Bila obat yang diberikan secara suntik mengakibatkan efek samping, maka kadar obat dalam darah akan sulit untuk dikurangi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya