
BACA JUGA: Penyandang Tuli Sangat Kerepotan Saat pandemi COVID-19
"Proses pengembalian fungsi mendengar pada anak dengan disabilitas rungu atau tuli membutuhkan komitmen menyeluruh. Mulai dari pemantauan fisiologi, neurobehaviour, tumbuh kembang, pendidikan hingga terapi auditory verbal," imbuhnya.
Fikri menambahkan, sekitar 20 persen anak yang mengalami disabilitas pendengaran, lantaran tidak memiliki organ pendengaran.
Sementara itu 20 persen sampai 40 persen karena kelainan neurobehaviour, atau proses seorang anak belajar bicara. Ada pula karena masalah perkembangan. (*)
Video viral hari ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News