
BACA JUGA: Novel ini Diramu dengan Sempurna, Pembaca Dijamin Tersihir
Persoalan datang dari orang tua Pingkan. Mereka terus mendesak agar hubungan keduanya segera berakhir.
Pada akhirnya, Pingkan mengajar di Jepang dan Sarwono khawatir karena ada sosok Sontoloyo Katsuo, dosen Jepang yang pernah kuliah di Universitas Indonesia tempat ia mengajar.
Katsuo memang dekat dengan Pingkan sedari di Indonesia, itu yang membuat Sarwono menahan diri untuk tetap percaya kepada kekasihnya tersebut.
Novel ini juga menceritakan Sarwono menderita batuk hingga harus terkapar di rumah sakit, soal arti nama Pingkan dan masih banyak lagi.
Hujan Bulan Juni setebal 135 halaman itu memang memiliki alur cerita yang sulit ditebak. Tulisannya membuat pikiran melayang, seperti penyair karena banyak kalimat pujian dan kesedihan.
Mungkin untuk orang awam, novel ini kurang pas untuk dibaca karena banyak kalimat yang jarang ditemui sehari-hari.
Namun, novel Hujan Bulan Juni sangat direkomendasikan untuk kamu yang suka dengan syair. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News