Edi Ah Iyubenu : Bisnis Adalah Tentang Tolong Menolong

Edi Ah Iyubenu : Bisnis Adalah Tentang Tolong Menolong - GenPI.co
Edi Ah Iyubenu (tengah, jaket hitam) saat bertandang di Wonosobo. (Foto: Haqqi)

HIPMI Wonosobo menggelar agenda Mastermind dengan menggandeng Edi Mulyono, pendiri penerbit Diva Press, Sabtu (16/3) lalu di Java Cafe Wonosobo. Agenda tersebut diikuti pengurus HIPMI Wonosobo dan diisi dengan sharing sekaligus diskusi terkait kiat mengembangkan usaha. Di kesempatan itu, Edi Mulyono berbagi pengalaman kala menggagas percetakan hampir tanpa modal uang.

“Saya kira benar-benar karunia dari langit masuk ke dunia usaha. Saat saya kecil, saya sering jual layangan buat tambah jajan dan di akhir tahun 90-an saya sudah sering menulis. Saat itu dihadapkan untuk segera menikah di usia 24 tahun. Maka saya putuskan untuk menerbitkan karya, bahkan waktu itu self publishing,” ungkap pria dengan nama pena Edi Ah Iyubenu itu

Sebagai seorang penulis, dunia yang digeluti Edi  juga tidak pernah jauh dari penerbit hingga penjual buku. Bahkan, ia mengaku sepeda motor pertamanya juga dibeli dengan upah menulis.

“Percetakan di Kota Gede mau ngutangi untuk cetak buku pertama. Maka sejak saat itu, saya tidak boleh ciderai komitmen.  Dan kini di dunia penerbit, Diva sudah masuk tahun ke-18. Termasuk yang berhasil survive dan cukup besar di indonesia. Padahal kerap modal dengkul itu pun dengkul orang,” tutur pria 41 tahun itu sambil bernostalgia.

Edi juga menjabarkan teknik modal dengkul tersebut dengan contoh yang baru saja dilakukannya yakni mengambil order percetakan dengan nilai Rp 300 Juta tanpa modal. Dikatakan Edi, brand positif yang dimiliki Diva dan dirinya sendiri lah yang membuat para pemasok kertas maupun bahan lainnya percaya dengan deal itu.

“Kalau kita punya brand positif maka kebaikan-kebaikan yang mendukung selalu datang. Sekarang ini Cafe Basabasi operasionalnya juga hampir tanpa modal. Bahkan sekarang sudah cabang ke-4 di Yogyakarta,” ungkap lelaki kelahiran Madura itu.

Salah satu prinsipnya dalam membangun bisnis ialah dengan ketentuan tidak membuat aktifitas utamanya terganggu. Sehingga, Edi menemukan pola tersendiri termasuk memberikan kepercayaan kepada manajernya dengan penuh namun dengan Standar Operasional Prosedur yang baik. Di samping itu, juga kemampuan dalam membaca laporan bulanan.

“Saya sih ingin terus berbisnis tapi jangan sampai bikin saya repot. Bahkan jika saya beri kepercayaan pada manajer bisa siapa saja yang mungkin pendidikannya biasa saja, bukan sarjana. Kita motivasi dengan reward. Hidup menghidupi bisa saling menguatkan dan loyal. Istilahnya adalah happy to happy,” kata founder Basabasi.com itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya