Nafa Urbach Gunakan Kutubaru, Ini Filosofinya

Nafa Urbach Gunakan Kutubaru, Ini Filosofinya - GenPI.co
Selebriti Nafa Urbach gunakan kebaya kutubaru (Sumber foto: Instagram)

GenPI.co - Artis tanah air Nafa Urbach terlihat menawan saat mengenakan kebaya jenis kutubaru di Magelang, Jawa Tengah. Nafa belakangan diketahui sedang sibuk dengan aktivitas politik di kampung halamannya tersebut.

Dalam foto yang ia unggah di akun instagram, ia bercerita menyempatkan mengunjungi persawahan dengan balutan kebaya bak perempuan desa. Dengan rambut yang digerai, pesinetron itu memilih warna maroon pada bahan kebaya bludru lengkap dengan jarik.

Sebagai salah satu pakaian nusantara, kebaya membuat penampilan perempuan terlihat menawan. Jenis kutubaru pun menjadi naik daun setelah istri Presiden Jokowi, Iriana Jokowi kerap mengenakannya di acara kenegaraan. Pada dasarnya, bentuk kebaya kutubaru sama dengan kebaya lainnya.  Tambahan kain untuk menghubungkan sisi kiri dan kanan kebaya di bagian dada dan perut menjadi khas kebaya model ini.

Dilansir dari berbagai sumber, karakteristik kebaya yang muncul di akhir abad ke-18 ini adalah secarik kain yang menghubungkan lipatan kebaya sisi kiri dan kanan di bagian dada (kutubaru). Dalam pemakaiannya, kebaya ini biasanya ditambahkan dengan kain dililit pada bagian perut (stagen) yang menguatkan siluet feminin dari tubuh perempuan. 

Meski penggunaannya terbilang rumit, di zamannya kebaya tersebut digunakan sebagai pakaian sehari-hari untuk bekerja dan beraktivitas. Umumnya dibuat dengan material tipis dan ringan. Di zaman kolonial, perbedaan kelas sosial biasa ditunjukkan dengan penggunaan pola motif dan bahan yang berbeda. Sempat begitu populer saat digunakan oleh mantan Ibu Negara, Tien Soeharto, kebaya kutubaru umumnya dikombinasikan dengan sebuah batik wiron (dilipat berlapis-lapis).

Memakai kebaya dengan bawahan jarik atau kain panjang merupakan perlambang sifat dan tampilan perempuan yang lemah gemulai. Lilitan kain yang ketat akan membuat perempuan sulit bergerak, sehingga hal itu 'memaksa' mereka untuk bergerak dalam kehalusan dan gerak-gerik nan lembut. Filosofinya ialah seorang perempuan haruslah lembut dalam tutur kata, halus dalam bertindak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya