Liputan Khusus

Indonesia Darurat Literasi?

Indonesia Darurat Literasi? - GenPI.co
Minat membaca orang Indonesia termasuk yang terendah di dunia.

Lebih lanjut, praktisi Ekonomi itu menyebut angka rata-rata ini harus dipecah lagi pada daerah mana dan apa penyebabnya. “Ada aspek kemiskinan yang mengakibatkan mereka tidak punya sekolah yang bagus, kemampuan membeli buku bacaan yang baik, kemampuan daerah menyediakan infrastruktur untuk anak-anak sekolah hingga gizi yang baik,” imbuhnya.

Terkait dengan penyebab turunnya minat baca, khususnya pada anak-anak, Rhenald mengatakan ada beberapa elemen utama. Pertama adalah parenting, betapa sekarang orang tua tidak punya waktu dan menyerahkan waktunya kepada orang lain. Dalam hal ini adalah tenaga-tenaga yang membantu untuk menjaga anaknya. Sehingga kemampuan membaca membaca sangat minim.

“Padahal, orang paling idela yang mengajarkan segala sesuatu kepada anak adalah ibu. Termasuk membangun minat bacanya,” ia menambahkan.

Yang kedua adalah teknologi, yang tak jarang menyampaikan  informasi yang salah. Buku bacaan yang hadir dalam buku fisik digantikan oleh bacaan-bacaan dengan framing yang cenderung menjadi datar dan tidak dalam. “Jadi kalau ada satu berita yang popular di media online mereka merasa sudah paham, tanpa mengkaji ulang,” terangnya.

Untuk mengatasi hal ini, Prof Rhenald menganggap perlu adanya deep learning atau membaca lebih dalam. Sudah seharusnya dunia pendidikan memberikan pengetahuan dasar kepada anak-anak pada jenjang usia dini. Sehingga anak lebih mudah berkembang dengan kepekaan terhadap berbagai jenis literasi, seperti membaca, menulis, berfikir dan merasakan objek di sekitarnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya