GenPI.co 
Selasa (1/1) sore, kompleks Pura Pakualam sibuk dengan persiapan untuk prosesi Majang dan Tarub. Sejumlah properti seperti tandun pisang, janur, dan perhiasan untuk prosesi sebelum akad nikah sudah terkumpul di sekitar Bangsal Sewotomo,.
Berdasarkan keterangan dari Ibu Listianisintawati Adang, panitia bidang adat untuk Dhaup Ageng, aktivitas yang dilakukan pada sore itu adalah persiapan memasang hiasan janur dan tanaman untuk prosesi Majang dan Tarub. Terlihat Sri Paduka Paku Alam X beserta calon pengantin pria B.P.H. Kusumo Bimantoro S.T. Mereka memastikan persiapan dilakukan dengan maksimal
Kepada tim GenPI.co, Listianisintawati menjelaskan makna dari Majang dan Tarub yang menjadi rangkaian upacara pernikahan adat Jawa.
“Hari ini persiapan untuk besok pagi, kita akan mulai pasang tarub. Tarub atau tuwuhan itu adalah perlengkapan yang dipasang sebagai tanda bahwa orang itu akan menggelar pernikahan. Tarub itu terdiri dari janur, pisang raja, bleketepe, kelapa gading, dan beberapa dedaunan. Sementara kalo majang itu ya proses memasang tarubnya”, ungkap wanita yang akrab disapa Ibu Lis tersebut.
Perlengkapan tarub yang dipasang pun tidak sembarangan, karena masing-masing memiliki makna tersendiri. Seperti daun alang-alang supaya tidak ada rintangan, daun dadap serap supaya semuanya terasa dingin. Sementara padi melambangkan kesuburan dan kemakmuran.
Prosesi Majang dan Tarub yang digelar untuk Dhaup Ageng putera pertama Paku Alam X ini tentunya berbeda dengan prosesi yang biasa dilakukan oleh masyarakat.
“Kalau masyarakat biasa cuma pasang satu tarub. Sementara di Pakualaman ini kita pasang di enam titik, lalu ada juga di kepatihan dan kediaman manten putri. Selain itu isi tarubnya juga kita lebih banyak dan lebih lengkap”, kata Ibu Lis.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
