
Hal ini dapat membantu membuka dana yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Afghanistan yang kekurangan uang.
Guterres mengatakan bahwa keinginan Taliban untuk pengakuan internasional adalah satu-satunya pengaruh yang dimiliki negara-negara lain untuk mendesak pemerintah yang inklusif dan menghormati hak-hak, terutama bagi perempuan, di Afghanistan.
“Surat Taliban mengatakan misi Isaczai dianggap selesai dan dia tidak lagi mewakili Afghanistan," kata Haq.
BACA JUGA: Soal ISIS, Bukti di Depan Mata! Tapi Taliban Tetap Membantah
Sampai keputusan dibuat oleh komite kredensial, Isaczai akan tetap di kursi, menurut aturan Majelis Umum.
Dia saat ini dijadwalkan untuk berpidato di hari terakhir pertemuan pada 27 September, tetapi tidak segera jelas apakah ada negara yang keberatan setelah surat Taliban.
BACA JUGA: Pakistan Belum Mau Akui Taliban, Sebab Syarat ini Tak Dipenuhi
Komite biasanya bertemu pada bulan Oktober atau November untuk menilai kredensial semua anggota PBB sebelum menyerahkan laporan untuk persetujuan Majelis Umum sebelum akhir tahun. Komite dan Majelis Umum biasanya beroperasi dengan konsensus tentang kredensial, kata para diplomat.
Anggota komite lainnya adalah Bahama, Bhutan, Chili, Namibia, Sierra Leone, dan Swedia.
BACA JUGA: Taliban Terus Menindas, Warga Afghanistan Hidup dalam Ketakutan
Ketika Taliban terakhir memerintah antara tahun 1996 dan 2001, duta besar pemerintah Afghanistan yang mereka gulingkan tetap menjadi perwakilan PBB setelah komite kredensial menunda keputusannya atas klaim saingan atas kursi tersebut.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News