Di sisi lain, pemerintah juga mempercepat pemberian vaksin booster, dengan memperpendek interval antara suntikan kedua dan ketiga, dari lima bulan ke tiga bulan.
Tercatat, 81% warga dari total 51 juta populace surah divaksin. Namun 13% yang sudah di-booster.
"Pejabat dapat memutuskan untuk lebih memperkuat pembatasan minggu ini, tergantung pada jumlah infeksi dan rawat inap," kata Park lagi selama pengarahan.
BACA JUGA: Misteri Rudal Korsel Bisa Guncang Dunia, Duel Senjata Kian Panas
Korsel sendiri diyakini akan menerima risiko ekonomi akibat keputusan itu. Namun kenaikan kasus tiga kali lipat lika dibandingkan November bisa menjadi ancaman lain bagi negeri itu.
Banyak yang lelah dan butuh istirahat. Catatan yang terparah ada di Seoul dan daerah metropolitan sekitarnya.
BACA JUGA: Teknologi Peneliti Korea Mumpuni, Varian Omicron Tak bisa Lari
Dari catatan otoritas kesehatan Korsel, sekitar 86% unit perawatan intensif yang ditunjuk untuk perawatan covid-19 sudah ditempati.
"Lebih dari 1.480 pasien masih menunggu untuk dirawat di rumah sakit atau tempat perawatan. Setidaknya 17 pasien meninggal pekan lalu di rumah atau di fasilitas sambil menunggu tempat tidur," kata Park Hyang, seperti dikutip Associated Press (AP), Rabu (15/12/2021).
BACA JUGA: China & Rusia Bikin Korea Selatan Waspada, Jet Tempur Dikerahkan
Korsel sendiri mengalami kenaikan kasus pasca dibukanya pembatasan sosial covid-19 November lalu. Sejak itu kasus terus naik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News