
"Mata kanan saya mulai terasa panas. Saya memberi tahu salah satu dari mereka 'memalukan, Anda', dan kemudian dia mengarahkan senjatanya ke saya,” bebernya.
Dua pengunjuk rasa lainnya mengatakan bahwa salah satu wanita harus dibawa ke rumah sakit setelah semprotan menyebabkan reaksi alergi pada mata dan wajahnya.
Seorang koresponden AFP melihat seorang Taliban menyita ponsel seorang pria yang merekam demonstrasi tersebut.
BACA JUGA: Terekam dari Langit, Bencana Alam di Tonga Sungguh Dahsyat
Kelompok Islam garis keras telah melarang protes tanpa sanksi dan sering melakukan intervensi untuk membubarkan demonstrasi menuntut hak-hak perempuan.
Pihak berwenang Taliban telah memblokir karyawan sektor publik wanita untuk kembali bekerja.
BACA JUGA: Ngeri, Google dan Facebook Dituding Lakukan Kerja Sama Ilegal
Banyak sekolah menengah masih belum dibuka kembali untuk anak perempuan, dan universitas negeri ditutup.
Perjalanan jarak jauh bagi perempuan yang tidak didampingi kerabat dekat laki-laki juga dilarang.
BACA JUGA: Amerika Serikat Kuak Rencana Jahat Rusia, Ukraina Bisa Gawat
Selain itu, pihak berwenang telah mengeluarkan pedoman yang mencegah saluran televisi menyiarkan serial yang menampilkan aktor perempuan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News