Awalnya perempuan yang berkuliah di Kharkiv itu menganggap ibunya hanya ingin mengajak keluar kota selama beberapa hari saja.
Hal itu pula yang membuatnya membawa pakaian ala kadarnya dalam sebuah tas punggung kecil.
Namun melihat respons ibunya yang sedikit panik, Kateryna mulai menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi di Kharkiv.
BACA JUGA: NATO Terlalu Takut, Bantuan Jet Tempur ke Ukraina pun Batal
"Akhirnya aku sadar tidak akan bisa kembali lagi ke kota tersebut," ujar dia.
Setelah itu, Kateryna dan keluarganya mencari tempat aman pergi meninggalkan kota tersebut menuju Oleksandriia, Ukraina.
BACA JUGA: Satgas Covid-19: Penetapan Endemi adalah Otoritas WHO
Kateryna mengaku terkejut pada keesokan pagi ketika mendengar kabar bahwa Kharkiv yabg menjadi terbesar kedua di Ukraina dibeombardir oleh rentetan ledakan.
"Saya bangun pukul 05.45 pagi (waktu Rusia , red) pada 24 Februari dan merasa syok ketika kekasihku bilang perang sudah terjadi di Kharkiv," tutur dia.
BACA JUGA: Parah, Perdana Menteri Inggris Beginikan Pengungsi Ukraina
Dia menyatakan momen itu tak akan pernah bisa dilupakan dan sangat bersyukur bisa keluar dari Kharkiv di saat yang tepat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News