
Saiful menilai hal tersebut cukup mengejutkan. Pasalnya, sebagai negara merdeka, Ukraina tentu boleh bersekutu dengan siapa pun.
“Namun, ternyata masyarakat terbelah dan ini mengejutkan. Kenapa masyarakat kita punya pendapat bahwa Ukraina tidak bebas untuk menentukan pilihannya bersekutu dengan siapa?,” ujarnya.
Menurut Saiful, hasil survei SMRC ini bisa mengetahui seberapa besar masyrakat yang mendapatkan informasi yang baik terkait isu Perang Rusia-Ukraina.
BACA JUGA: NATO Bergerak, Rahasia China-Rusia Bocor, Isinya Bikin Kaget
Survei ini dilakukan melalui telepon dengan total sampel 1228 responden.
Responden dipilih secara acak dari populasi warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan punya telepon/cellphone (sekitar 72% dari total populasi pemilih nasional).
BACA JUGA: Sikap Ragu-ragu NATO Bikin Presiden Ukraina Frustrasi dan Marah
Responden dipilih secara acak dari populasi tersebut dengan metode random digit dialing.
Wawancara dengan responden dilakukan melalui telepon oleh pewawancara yang terlatih pada 22-24 Maret 2022.
BACA JUGA: Kepala Gereja Ortodoks Rusia Dukung Serangan Militer ke Ukraina
Margin of error survei diperkirakan +/- 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News