
China telah berjuang melawan tuduhan penahanan massal Muslim Uygur di kamp-kamp, yang digambarkan Beijing sebagai pusat deradikalisasi dan pendidikan.
China menuduh Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) separatis yang aktif di wilayah itu melakukan berbagai serangan teroris.
Beijing juga meremehkan tuduhan Barat tentang pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran terhadap Muslim Uygur.
BACA JUGA: Kapal Perusak AS Mendekat, China Marah Besar
Tuduhan AS dan Uni Eropa tentang genosida terhadap Muslim di provinsi tersebut juga dibantah China.
Baru-baru ini, Ketua Dewan Hak Asasi Manusia PBB Michelle Bachelet mengunjungi Xinjiang setelah proses negosiasi yang panjang dengan Beijing.
BACA JUGA: Aborsi Kini Ilegal di Amerika Serikat, Pro Kontra pun Melejit
Kunjungan dilakukan untuk menyelidiki tuduhan penahanan lebih dari satu juta Muslim Uygur dari berbagai usia sebagai bagian dari tindakan keras China terhadap militan Islam.
Di akhir kunjungannya ke Xinjiang pada 28 Mei, Bachelet mengatakan bahwa dia mengajukan pertanyaan dan keprihatinan atas penerapan tindakan kontra-terorisme dan deradikalisasi di China.
BACA JUGA: Mayoritas Rakyat Amerika ingin Donald Trump Dipidana
Terutama mengenai dampaknya tentang hak-hak Uygur dan minoritas Muslim lainnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News