GenPI.co - Seorang siswi Iran tewas setelah dia dipukuli oleh pasukan keamanan saat penggerebekan di sekolahnya, dilansir dari The Guardian, Kamis (20/10).
Pasukan keamanan ingin anak-anak di sekolah menyanyikan lagu pro-rezim tetapi ketika menolak mereka dipukuli sehingga memicu protes..
Insiden itu terjadi di sekolah menengah perempuan Shahed di Ardabil pada Kamis, 13 Oktober.
BACA JUGA: Para Pejabat Uni Eropa Bergerak, Iran Dihajar dengan Sanksi Akibat Protes Antihijab
Gadis bernama Asra Panahi yang berusia 15 tahun adalah salah satu dari beberapa siswa yang terluka dalam insiden itu dan kemudian meninggal, menurut sebuah pernyataan oleh Dewan Koordinasi Sindikat Guru.
Para pejabat Iran telah membantah bahwa pasukan keamanan negara itu bertanggung jawab atas kematian remaja itu.
BACA JUGA: Anak-anak Iran di Protes Antihijab, Puluhan Tewas dan Ratusan Ditahan
Seorang pria yang mengaku sebagai paman Panahi muncul di televisi pemerintah dan mengklaim dia meninggal karena kondisi jantung bawaan, kata laporan The Guardian.
Setelah kematiannya pada hari Jumat (14/10), serikat guru memposting pernyataan pada hari Minggu mengutuk serangan "brutal dan tidak manusiawi".
“Death to the dictator!”
School girls waving forced-hijabs, chanting in the streets of Sanandaj. Oct 17 #Mahsa_Amini #مهسا_امینی pic.twitter.com/CggC37eVy9Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News