Catatan Dahlan Iskan soal Politik di Amerika Serikat: Tengah Periode

Catatan Dahlan Iskan soal Politik di Amerika Serikat: Tengah Periode - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka Biden harus menerima ''hukuman'' itu. Harga BBM memang melambung tinggi di masa kepresidenannya. Jauh melampaui rekor siapa pun. Inflasi tidak terkendali. Suku bunga harus dinaikkan.

Sebenarnya itu salah Vladimir Putin. Yang menyerang Ukraina. Tapi rakyat tidak mau tahu. Rakyat nagih janji kampanye lebih cepat dari masa jabatannya.

Itulah demokrasi di Amerika. Memang hasil Pileg di pertengahan masa jabatan presiden ini tidak sepenuhnya sebagai ''hukuman''. Rakyat Amerika sudah biasa bersikap seperti ini: tidak mau punya seorang presiden yang terlalu berkuasa.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Spesialis: Berpacu Waktu

Maka ketika presidennya dari Demokrat rakyat menghendaki mayoritas DPR-nya dari partai yang kalah. Dari situ rakyat bisa mengontrol presiden lewat wakilnya.

Bukankah kekalahan Demokrat kali ini akibat gencarnya gerakan Presiden Donald Trump? Kelihatannya bukan. Banyak sekali caleg yang didukung mati-matian oleh Trump justru kalah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Toilet Muda

Misalnya Dokter Mahmet Oz di Pennsylvania. Dokter selebriti itu kalah lawan caleg Demokrat yang sudah kena stroke lima bulan lalu.

Tentu Biden sendiri tidak terlalu kaget. Di Amerika sudah biasa terjadi seperti itu. Ia juga menyatakan sudah siap melakukan berbagai kompromi dengan DPR yang dikuasai sebelah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal G20 di Bali: Menghitung Hari

Biden kelihatan santai saja. Ia justru merasa Demokrat masih ''menang''. Kekalahan kali ini tidak seberat yang diprediksi. Menjelang Pileg kemarin memang ada perkiraan ''gelombang merah akan menyapu biru''.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya