
"Dalam beberapa bulan terakhir, pelanggaran terhadap hak dasar dan kebebasan perempuan dan anak perempuan di Afghanistan, yang sudah menjadi yang paling parah dan tidak dapat diterima di dunia, telah meningkat tajam," kata pakar PBB dalam sebuah pernyataan.
Ditambahkan, membatasi perempuan di rumah mereka sama saja dengan pemenjaraan dan kemungkinan mengarah pada peningkatan tingkat kekerasan dalam rumah tangga dan tantangan kesehatan mental.
Perempuan pembela hak asasi manusia yang secara damai memprotes pembatasan selama berbulan-bulan semakin menjadi sasaran, dipukuli, dan ditangkap, tambah mereka.
BACA JUGA: Ada yang Salah, Tangan Presiden Vladimir Putin Berubah jadi Ungu!
“Tindakan diskriminatif Taliban harus diselidiki sebagai penganiayaan gender dengan pandangan untuk penuntutan di bawah hukum internasional", kata para ahli.
Pakar PBB tidak berbicara atas nama PBB tetapi diberi mandat untuk melaporkan temuan mereka ke badan global tersebut.
BACA JUGA: Ngeri, Anak Laki-laki Hampir Tewas Saat Diseret Ular Sanca ke Dalam Kolam
Mereka mendesak Taliban untuk menghormati hak-hak dasar perempuan dan masyarakat internasional untuk menuntut pemulihan kebebasan dan hak-hak perempuan.
Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan secara terpisah pihaknya "terkejut" dengan pencambukan terhadap 11 pria dan tiga wanita di Afghanistan pada hari Rabu (23/11).
BACA JUGA: CIA Merekrut Warga Negara Rusia untuk Jadi Mata-mata, Putin dalam Bahaya!
Lembaga itu lantas menyerukan agar bentuk hukuman yang “menjijikkan” itu segera dihentikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News