GenPI.co 
"Fakta yang tidak dapat diterima seperti itu harus diselidiki dan harus ada pertanggungjawaban penuh," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borell.
Dia mengatakan, di bawah hukum internasional, kekuatan mematikan hanya dibenarkan dalam situasi di mana terdapat ancaman yang serius dan mengancam jiwa.
Menurut versi peristiwa Israel, Mufleh mencoba membuka paksa pintu mobil pasangan Israel sebelum menikam seorang polisi perbatasan.
BACA JUGA: Pasukan Israel Menyerbu Jenin, 2 Pejuang Jihad Islam Palestina Tewas Tertembak
Seorang perwira polisi perbatasan senior kemudian menembak mati Mufleh, mengatakan bahwa orang Palestina itu telah merebut senjatanya.
Pejabat kota Palestina Wajeh Odeh mengatakan kepada AFP bahwa penembakan itu terjadi setelah "pertengkaran".
BACA JUGA: Imbas Perubahan Iklim, Negara ini Terpaksa Relokasi Lusinan Desa
"Seorang tentara Israel mendorong orang Palestina itu ke lantai dan menembaknya dari jarak nol," kata Odeh.
Kementerian luar negeri Israel menanggapi dengan marah kritik tersebut.
BACA JUGA: Penampakan B-21 Raider, Pesawat Siluman Amerika Serikat yang Bikin Geger
"Reaksi ini adalah distorsi total dari kenyataan. Ini BUKAN 'perkelahian', ini adalah serangan teror!,” cuit kementerian itu dalam bahasa Inggris.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
