Catatan Dahlan Iskan: Beijing Syiah-Sunni

Catatan Dahlan Iskan: Beijing Syiah-Sunni - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

Kata-kata itu seperti sengaja dipilih untuk menyindir Amerika yang tidak mau mendialogkan ketegangan. "Dialog yang baik", tulis media itu, "adalah dialog yang dalam posisi sejajar". Bukan yang satu menempatkan diri lebih tinggi. Itu bukan dialog. Itu menekan.

Iran-Saudi memang saling memutus hubungan akibat ketegangan 7 tahun lalu. Hari itu, di awal tahun 2016, Saudi mengeksekusi ulama besar aliran syiah: Nimr Baqir Al Nimr. 

Kelas keulamaan Nimr sudah di level ayatullah. Ia juga jadi pujaan anak muda wilayah timur Saudi Arabia. Pengaruhnya sampai Bahrain, Qatar dan Abu Dhabi.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Arab Yahudi

Ulama itu kelahiran Al Awamiyah, bagian timur Arab Saudi. Usianya 64 tahun. Pendidikannya di Iran dan Yaman. Ia memang gemar mengkritik Saudi Arabia. Dan penguasanya. 

"Harus ada Pemilu di sini," ujarnya di berbagai pidatonya.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Muhammad bin Salman: Barang Titipan

Ayatullah Nimr juga dituduh di belakang maraknya demonstrasi anti pemerintah di wilayah timur Saudi. Gerakan Nimr ini marak bersamaan dengan munculnya gerakan serupa di berbagai negara Arab. Yakni di tahun 2010-2012.

Pada saat itu Nimr tertembak kakinya. Ia pun ditangkap. Dua sepupunya juga tewas. Salah satu sepupu lainnya ditangkap. Masih 17 tahun. Anak ini juga dijatuhi hukuman mati - -belakangan dibebaskan.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Grup Adani: Juru Selamat

Istri Nimr sakit keras. Dibawa ke New York. Meninggal di sana saat Nimr masih di tahanan. Tuduhan untuk Nimr bertambah: memperjuangkan kemerdekaan wilayah timur Saudi. Ia dianggap separatis. Lalu ditambah lagi tuduhan lain: mengundang intervensi asing. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya