Catatan Dahlan Iskan soal Muhammad bin Salman: Barang Titipan

Catatan Dahlan Iskan soal Muhammad bin Salman: Barang Titipan - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com/GenPI.co

GenPI.co - Selalu ada juru selamat yang datang. Di mana-mana. Juga di Neom. Inilah kota baru impian besar putra mahkota Mohamad bin Salman. Yang saya begitu ingin melihatnya. 

Yang diselamatkan: anak Siti Khalisnah Iskan binti Nyai Sareh binti Kiai Hasan Ulama. Ia memang  lagi ke Neom untuk pembaca Disway –minus perusuhnya.

Saya tiba di Neom dengan mobil barang: dianggap sebagai salah satu barang yang harus dikirim perusahaan logistik. Mobilnya jenis Hiace yang sudah dimodifikasi. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Grup Adani: Juru Selamat

Saya pun diturunkan di Neom, di bagian kota baru yang paling ramai: ada kios Dunkin' Donut, ada kios sandwich, ada pula kios burger di sebelahnya lagi. Lalu ada tenda dan meja kursi. Ada kantor logistik di situ. Ada toilet. Ada musala.

Di tengah-tengahnya ada gasebo bulat. Pembeli makanan dan kopi bisa duduk-duduk di situ. Ada empat TV di tengah. Menghadap ke segala sudut. Untuk nobar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tikungan Lion

Saya beli kopi satu gelas: 10 riyal. Coffee late. Gelas kecil. Saya teringat perusuh Disway: ini kalau dibelikan kopi sachetan bisa untuk satu RT. Yang penting saya punya alasan ikut duduk di situ. Saya harus berpikir tenang: selanjutnya saya harus bagaimana.

Di sekitar lokasi itu hanya ada padang pasir. Gunung batu. Dan angin kencang. Di sebelahnya ada highway. Sibuk. Kendaraan berat bercampur mobil-mobil jenis off-road. 

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Teddy Sambo

Mobil yang mengangkut saya sudah pergi. Bersama barang antaran lainnya. Barang beneran. Saya pun terjebak di kesunyian. Kesunyian yang amat bising. Berdebu. Berderu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya