Catatan Dahlan Iskan soal Mohammed bin Salman: Riyadh Muda

Catatan Dahlan Iskan soal Mohammed bin Salman: Riyadh Muda - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

GenPI.co - Setelah membeli New Castle United, pangeran yang Anda kenal baik itu akan membuat hat-trick: membangun airline baru, bandara baru, dan kota masa depan baru.

Yang terakhir itu Anda sudah tahu: Neom. Yang terbaru adalah ambisinya untuk mengalahkan tiga perusahaan penerbangan sohibnya sendiri: Emirates, Etihad, dan Qatar Airways. Dua yang lainnya lagi ia anggap kecil: Oman Air dan Gulf Air.

Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud pilih jalan paling cepat: mendirikan perusahaan penerbangan baru saja. Riyadh Air. Daripada membesarkan perusahaan yang sudah berdiri lama: Saudia Airlines.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Vladimir Putin: Bisikan Partner

Membenahi Saudia mungkin dianggap ruwet. Sejarahnya sudah begitu panjang. Lebih tua 50 tahun daripada Emirates. Tapi Saudia seperti dilindas habis si pendatang baru.

Maka dalam sekejap, Riyadh Air akan dilahirkan langsung besar. Riyadh Air langsung membeli 200 pesawat. Semua pesawat berbadan lebar: Boeing 787 Dreamliner dan Airbus 350.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan soal Sopir Truk: Cinta Cilaka

Dengan memilih tipe pesawat seperti itu tujuannya jelas: menguasai jalur penerbangan internasional. Ia akan menjadi hub untuk penerbangan Asia, Eropa, dan Afrika.

Itu berarti Riyadh Air akan berusaha menggeser Emirates milik Uni Emirat Arab. Negara sekecil Dubai  memang mengejutkan: dalam waktu pendek berhasil melahirkan perusahaan penerbangan terbesar di dunia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tunggu Buldozer

Bahkan UEA yang begitu kecil dibanding Arab Saudi masih juga punya Etihad: di Abu Dhabi. Etihad memang tidak sesukses Emirates. Etihad mensponsori Manchester City sedang Emirates memilih Arsenal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya