
Mungkin Tiongkok yang bisa mendamaikan. Atau membiarkan sampai salah satu kalah. Tiongkok adalah pemegang ekonomi utama di sana.
Hubungan sejarah kedua negara amat panjang. Sudan termasuk yang pertama-tama mengakui berdirinya Tiongkok komunis.
Proyek-proyek besar di Sudan praktis dibangun oleh Tiongkok. Termasuk tiga dam di hulu sungai Atbara. Dam tersebut bisa menghasilkan listrik sangat besar. Lebih 70 persen kebutuhan listrik Sudan dari dam tersebut.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Ahli Kanker: Lebaran Mik
Sungai Atbara sendiri bermuara di sungai Nil yang lantas melewati Mesir menuju laut Mediterania. Sudan Selatan sendiri, setelah merdeka, menjadi negara tanpa pantai.
Padahal 3/4 tambang minyak Sudan ada di Sudan Selatan. Maka ketika Sudan Selatan merdeka, negara baru itu sulit menjual minyak mentah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Bupati Trenggalek: Lebaran Ipin
Dulu, minyak mentah itu dikirim pakai pipa ke Port Sudan. Di kota pantai Laut Merah itulah dibangun pabrik penyulingan minyak. Kini pipa dan pabrik itu tetap menjadi milik Sudan.
Produksi minyak Sudan Selatan pun terhenti. Hampir satu tahun. Akhirnya terjadi kesepakatan: Sudan Selatan membayar tol pipa ke Sudan USD 9 per barel.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Lebaran Prabowo
Kesepakatan itu dicapai berkat turun tangannya Tiongkok. Toh perusahaan minyak di sana juga milik perusahaan Tiongkok.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News