
"Pasarnya sudah ditutup. Tetap mau ke sana?" tanya temannya teman saya yang mengemudikan Mercy itu.
"Tetap ingin ke sana," jawab saya.
Kami pun menuju pasar itu. Jaraknya 40 menit dari pusat kota. Tapi lokasi itu masih belum termasuk pinggir kota. Berarti kota Wuhan ini memang besar sekali. Terbesar di Tiongkok tengah.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Nagabonar Sudan
"Besar mana dengan Jakarta?" tanya saya pada si Mercy.
"Besar Jakarta," jawabnya. Ia memang sudah sering ke Jakarta.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Dokter Ahli Kanker: Lebaran Mik
"Besar Wuhan," tukas saya.
Kami tidak ingin memperpanjang debat. Kami menikmati cahaya lampu yang seperti tidak mikir tarif listrik.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Bupati Trenggalek: Lebaran Ipin
"Siapa yang membayar listriknya? Masing-masing pemilik gedung?" tanya saya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News