
Dilansir dari laman resmi Landmark Theatres, pihaknya mengatakan bahwa tidak ada topeng, wajah yang dilukis atau kostum diizinkan masuk ke teater mereka.
Sementara itu AMC Theatres, jaringan sinema terbesar di AS dengan lebih dari 600 tempat, telah bekerja sama dengan penegak hukum.
“Sebuah buletin yang dikeluarkan oleh pejabat militer Amerika Serikat di sebuah pangkalan di Oklahoma menunjukkan, bahwa FBI telah mengumpulkan intelijen dari potensi penembakan massal,” demikian dikutip Landmark Theaters.
Namun, polisi di Los Angeles mengeluarkan pernyataan yang mengecilkan kemungkinan ancaman. Meski demikian, departemen akan mempertahankan visibilitas tinggi di sekitar bioskop ketika dibuka.
Sementara itu sang aktor, Joaquin Phoenix menjelaskan bahwa sosok Joker ialah sama seperti semua orang. Ia perlu didengar, dipahami, dan memiliki suara untuk itu. Phoenix merasa harus memerankan Joker dengan cara khusus agar seorang bisa bersimpati atau berempati dengan penjahat ini.
"Saya tidak membayangkan bahwa film ini akan lancar. Ini film yang sulit. Dalam beberapa hal, ada baiknya orang-orang bereaksi keras terhadapnya," ujar Phoenix dikutip Vanity Fair.
Sebelumnya beberapa tahun lalu, tragedi penembakan massal terjadi saat pemutran film Batman: The Dark Night Rises di Aurora, Colorado. Seorang pria yang dikatakan terinspirasi dari karakter Joker di film itu memberondong para penonton
Jangan lewatkan video populer ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News