
Hun Sen terpilih lagi dan lagi. Sampai periode keenam. Ekonomi Kamboja maju pesat 10 tahun terakhir dan penggerak utamanya adalah Tiongkok. Kiblat tiga negara di IndoChina memang Tiongkok: Kamboja, Vietnam, dan Laos.
Politiknya hampir 100 persen meniru tetangga utara mereka. Politik komunis. Partai tunggal. Mayoritas mutlak. Ekonomi mereka juga meniru Tiongkok: liberal. Lengkap dengan penyakit liberalnya: korupsi.
Begitu Juli lalu memenangkan pemilu lagi, Hun Sen mengajukan surat pengunduran diri ke raja Norodom Sihamoni, sekaligus meminta agar anaknya, Hun Manet dilantik sebagai perdana menteri baru.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan soal Usia Cawapres: Batas Umur
Hun Manet lulusan sekolah militer terkemuka Amerika Serikat: Fort Benning. Lalu kuliah di New York. Kuliah lagi menjadi doktor di Inggris. Pangkatnya jenderal. Jabatannya wakil panglima militer Kamboja.
Ekonomi Kamboja pernah tumbuh 7,7 persen selama 10 tahun berturut sampai tahun 2010. Masih tinggi setelah itu. Tapi lantaran berangkatnya dari posisi terlalu miskin, Kamboja masih sangat miskin. Pendapatan per kapitanya baru separo Indonesia.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Tabasheer Porang
Dengan beralihnya kekuasaan dari bapak ke anak, Kamboja bisa bikin iri penguasa di negara sekitarnya. Kekuasaan ternyata bisa dengan mudah diwariskan. Mungkin karena tidak ada Rocky Gerung di sana. (Dahlan Iskan)
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Agama Arkeolog
Lihat video seru ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News